Mata
Pelajaran : Prakarya
Materi
Pokok : Budidaya Tanaman Obat
Kelas : VII
- Maryani
- Yanti Zuraida
- Hasriati
Materi pembelajaran
1. Jenis tanaman obat
Tanaman obat dan produk yang dihasilkan
1. Temulawak
Rimpang temulawak sudah lama digunakan sebagai bahan ramuan
obat oleh masyarakat Indonesia untuk mengobati penyakit maag, sembelit,
sariawan, cacar air, asma, dan sakit kepala.
2. Jeruk Nipis
Buah jeruk nipis yang sudah tua rasanya asam. Buah jeruk
nipis dapat mengobati penyakit batuk, influenza, demam, sembelit, dan bau badan
3. Sirih
Daun sirih umumnya digunakan untuk mengobati penyakit bau
mulut, sakit gigi, keputihan,
4. Patah Tulang
Hampir seluruh bagian tanaman patah tulang dapat digunakan
sebagai obat. Akar dan rantingnya dapat mengobati penyakit lambung, rematik,
dan nyeri syaraf. Bagian batang kayu dapat digunakan sebagai obat penyakit
kulit, sakit gigi, dan radang telinga. Getahnya dapat mengobati sakit gigi,
tetapi jika terkena mata, dapat menyebabkan kebutaan. Cabang dan rantingnya
jika dibakar dapat mengusir nyamuk.
2. Sarana Produksi dan Tahapan Budi Daya
Tanaman Obat
a. Bahan
1) Benih atau bibit
Cikal bakal tanaman, Benih tanaman obat dapat
berupa biji untuk pembibitan secara generatif dan berupa stek, sambung,
okulasi, rimpang, dan tunas. Bibit yang ditanam merupakan bibit sehat dan
seragam pertumbuhannya.
2) Pupuk
Pertumbuhan tanaman akan baik bila kandungan
unsur hara tanah cukup tersedia. Pupuk untuk tanaman obat dianjurkan dari bahan
alami (pupuk kandang atau kompos). Pupuk kimia cepat diserap
tanaman, tetapi dikhawatirkan menimbulkan efek farmakologis terhadap
tanaman obat dan meninggalkan residu kimia yang mempengaruhi tanaman obat.
3) Media tanam
Pilih
tanah yang gembur dan subur. Tanah yang baik dan subur dapat terlihat dari
tekstur tanah yang gembur dan komposisinya seimbang antara tanah liat, pasir,
dan remah. Jika tanah kurang subur maka bisa ditambahkan atau dicampurkan
pasir, kompos, pupuk kandang atau sekam.
4) Pestisida
Mengatasi
gangguan hama dan penyakit pada tanaman obat. Jenis pestisida yang dianjurkan
berupa pestisida alami/nabati yang berasal dari tumbuhan. Hal ini dilakukan
agar pestisida yang diberikan tidak mempengaruhi kualitas tanaman obat dan
menimbulkan residu kimia pada tanaman obat.
b. Peralatan
Menanam di
Kebun/Pekarangan
1) Cangkul untuk membuat bedengan.
2) Garpu untuk menggemburkan tanah.
3) Kored untuk membersihkan gulma.
4) Gembor untuk menyiram tanaman.
Menanam di Lahan Terbatas/Tidak ada Lahan
1) Polybag
pot atau wadah dari limbah botol mineral.
2) Sekop untuk memasukkan media tanam
ke dalam wadah.
3) Cangkul
3. Tahapan Budi Daya
Tanaman Obat
a. Pembibitan
1) Perbanyakan generative
Perbanyakan generatif
tanaman dilakukan dengan biji. Biji dapat disemai di polybag atau bak
persemaian.
2) Perbanyakan vegetatif
Vegetatif alami
dilakukan dengan tunas, rhizome, geragih, tunas, umbi batang, dan umbi lapis.
Vegetatif buatan dilakukan dengan cara stek, runduk, okulasi, menyambung, dan
cangkok.
b. Pengolahan tanah
Kondisi
tanah yang gembur penting untuk pertumbuhan tanaman obat, khususnya untuk
perkembangan rimpang pada tanaman temu-temuan. Jenis tanaman obat semusim atau
tanaman berbentuk perdu membutuhkan bedengan untuk tempat tumbuhnya, tetapi
tanaman obat tahunan tidak membutuhkan bedengan.
c. Penanaman Lubang dan alur tanam dibuat pada bedengan
Jarak lubang tanam disesuaikan dengan kondisi
tanah dan jenis tanaman. Saat penggalian lubang tanam, sebaiknya tanah galian
tersebut dicampur dengan pupuk kandang atau kompos.
d. Pemeliharaan
1) Penyiraman Frekuensi penyiraman dapat diatur sesuai dengan kondisi
kelembapan tanah. Sebaiknya penyiraman dilakukan setiap hari, saat pagi dan
sore. Sistem pembuangan air juga perlu diperhatikan karena beberapa jenis
tanaman obat tidak tahan genangan air.
2) Penyulaman adalah penanaman kembali tanaman yang rusak,
mati atau tumbuh tidak normal
3) Pemupukan Pupuk yang digunakan sebaiknya pupuk organik (pupuk
alami). Penggunaan pupuk anorganik dikhawatirkan dapat menimbulkan pengaruh
kurang baik bagi senyawa/kandungan berkhasiat obat pada tanaman obat.
4) Penyiangan. Gulma harus dilakukan agar tidak ada kompetisi antara tanaman
budi daya dan gulma dalam mendapatkan hara dan cahaya matahari.
5) Pembumbunan. Dilakukan dengan tujuan untuk memperkukuh
tanaman, menutup bagian tanaman di dalam tanah seperti rimpang, umbi atau akar,
serta memperbaiki aerasi tanah.
6) Pengendalian OPT (Organisme Penggangu
Tanaman) Pngendalian
mekanis dilakukan dengan cara menangkap OPT dan membuang bagian tanaman yang
terserang penyakit. Pengendalian kimia dapat dilakukan dengan penyemprotan
pestisida, disarankan menggunakan pestisida alami.
Gambar pemeliharaan:
e. Panen dan Pascapanen
1) Daun Pemanenan. Umur petik daun tiap tanaman juga berbeda, ada yang
dipanen saat daun masih muda,
2) Rimpang. Dapat dipanen pada umur 8-12 bulan.
3) Biji. Kadar air biji saat dipanen berbedabeda, bergantung pada umur
panen tanaman obat tersebut. Makin tua umur biji, makin rendah kadar airnya,
sebaiknya hindari tempat lembap untuk penyimpanan.
4) Akar. Akar yang mengandung banyak air pengeringannya dilakukan
secara perlahan-lahan untuk menghindari pembusukan dan fermentasi.
Tugas
Berdasarkan materi yang telah dipelajari di
atas, jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini,
1. Tanaman
obat dapat dimanfaatkan berdasarkan bagian tanaman, seperti daun, akar,
rimpang, buah dan bunga. Sebutkan masing-masing 3 contoh jenis tanaman obat
berdasarkan bagian yang dimanfaatkan tersebut!
2. Apa saja
persyaratan tumbuh setiap jenis tanaman obat?
3. Temulawak
(Curcuma xanthorrhiza) dan sirih (Piper betle) merupakan tanaman obat yang
cukup banyak khasiatnya. tuliskan masing-masing 5 khasiat dari tanaman obat
tersebut!
4. Apa
manfaat dan kegunaan dari Tahapan Budidaya Tanaman Obat (Persiapan Lahan/Media
Tanam, Pemupukan, Pengendalian Hama Penyakit, Pemeliharan, Pemanenan) bagi
manusia?
5. Hal apa
saja yang perlu di perhatikan untuk
Pemeliharaan Tanaman Obat Pada Lahan,
dan Polybag?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar