MATERI & TUGAS BAHASA INDONESIA KELAS 8.6 s.d 8.9
A.
Mengidentifikasi
Unsur-Unsur Drama
Pengertian
Drama
merupakan salah satu karya sastra selain puisi dan prosa. Drama berasal dari
bahasa Yunani, dram yang artinya
‘bergerak’. Drama berkaitan dengan teater. Kata teater berasal dari bahasa
Yunani teatron yang berarti
‘pertunjukan atau sandiwara’.
Jenis-Jenis Drama
Drama
dibagi menjadi beberapa jenis sebagai berikut.
1. Drama
tragedi, yaitu drama yang berisi kesedihan.
2. Drama
komedi, yaitu drama yang bersifat lucu.
3. Melodrama,
yaitu drama yang ceritanya bersifat sentimental.
4. Dagelan,
yaitu drama yang kocak dan ringan.
Drama
berdasarkan teknik pementasan dibagi menjadi dua:
1. Drama
tradisional
a. Naskah yang digunakan tidak baku atau bahkan tidak
menggunakan naskah sama sekali.
b. Sumbernya dari cerita rakyat atau tradisi masyarakat
setempat
c. Menggunakan alat musik dan peralatan tradisional
d. Panggung di ruang terbuka
e. Gaya
bahasa baku, terkadang menggunakan bahasa daerah
2. Drama
modern
a. Naskah yang digunakan baku dan tidak dapat diganti-ganti
di tengah pementasan.
b. Sumbernya dari cerita kehidupan sosial masa kini.
c. Menggunakan peralatan modern, seperti dekorasi elektronik
dan cahaya
d. Panggung umumnya di ruang tertutup
e. Gaya bahasa santai
Unsur-Unsur Drama
1. Dialog,
percakapan antartokoh
2. Tema,
inti cerita yang menjadi pusat pengisahan
3. Alur,
urutan pengisahan
4. Tokoh
dan watak, pelaku dan karakter yang berperan untuk menjalankan cerita
5. Setting/latar,
gambaran tempat, waktu, dan situasi dalam cerita
6. Amanat,
pesan moral dalam kisah
7. Gaya
bahasa, cara penyampaian drama
Soal
1. Bacalah
dengan cermat naskah drama tradisional berikut.
Batu Menangis
Narator : Dahuku kala, hiduplah seorang janda
miskin, Mak Daliyah namanya. Ia tinggal di sebuah gubuk reyot di pinggir hutan.
Ia bekerja di ladang sempit peninggalan mendiang suaminya. Sepulang dari
berladang, Mak Daliyah mencari kayu bakar di hutan. Kayu-kayu bakar itu
kemudian dijualnya di perkampungan penduduk yang jauh dari tempat tinggalnya.
Mak Daliyah mempunyai seorang anak gadis. Cantika namanya. Sesuai namanya,
wajah Cantika amatlah cantik.
Mak
Daliyah : (kelelahan) Cantika, anakku. Ibu lelah sekali. Tolong kamu masak,
ya, untuk makan malam nanti.
Cantika : (sedang bersolek di muka cermin) Memangnya
Mak dari mana? (menyahut tanpa menoleh)
Mak Daliyah : Mak dari ladang kemudian ke hutan, mencari
kayu bakar, untuk dijual besok.
Cantika :
Aduh, Mak. Lihat, anakmu sudah secantik ini, masa disuruh masak? Nanti bau
minyak, tangan jadi kotor. Susah, harus dandan lagi. (masih sibuk bersolek)
Mak
Daliyah : (menghela
napas panjang) Memangnya kamu mau ke mana? Mengapa kamu merias diri?
Cantika : Tidak ke mana-mana, tetapi aku suka berias
saja. Lihatlah, Mak. Bukankah aku ini cantik? Ah, bukan. Aku bukannya cantik.
Tapi aku cantik sekali! (sambil terus
mengedip-ngedipkan mata di depan cermin)
Mak
Daliyah :
Mak tahu kamu cantik. Tapi seharusnya kamu tidak boleh bicara begitu. Tidak
baik membangga-banggakan diri sperti itu.
Cantika : Mengapa,
Mak? Aku memang cantik. Mengapa aku tidak boleh mengakuinya?
Mak
Daliyah : (menghela napas lagi) Ya sudah. Yang penting kamu masak, ya. Mak
lelah sekali dan butuh istirahat. (duduk
di kursi rotan dengan lemas)
Cantika : Tidak mau!
Pokoknya aku tidak mau!
Mak
Daliyah : (terdiam) Kalau begitu, biarkan Mak istirahat sebentar, ya. (ke kamar dan merebahkan diri)
Narator : Keesokan
harinya kedua ibu dan anaknya itu pergi ke pasar. Cantika memakai pakaian
terbaik yang dimilikinya. Mak jalan di belakang, sedangkan Cantika jalan di
depan.
Pemuda : Wahai, gadis cantik! Apakah wanita
berbaju lusuh yang berjalan di belakangmu itu ibumu?
Cantika : (memandang
pemuda) Bu… bukan! Itu Cuma pembantuku!
Mak
Daliyah : (terkejut dan sangat sedih) Cantika, anakku! Aku, ini ibumu, orang
yang melahirkanmu. Sungguh, sangat durhaka jika engkau berani mengganggapku
sebagai pembantumu! Sadarlah engkau, wahai anakku.
Cantika : (menggeleng-geleng sambil menutup telinga) Tidak! Tidak! Malu, aku
mengakui engkau sebagai ibuku. Malu! Lihat… aku gadis cantik seperti ini.
Sementara engkau, dengan pakaianmu yang lusuh seperti itu mau mengakui
sebagai ibuku. Pemuda itu pasti akan lari kalau aku mengakui engkau sebagai
ibuku. Pokoknya TIDAK! (berteriak)
Mak
Daliyah : (berlinang
air mata, berlutut dan berdoa) Ya, Tuhan, mohon sadarkan anak hamba. Berilah ia hukuman yang setimpal.
Cantika : (mendadak tidak bisa bergerak) Aduh, apa dengan tubuhku? (menatap kedua tangannya dengan ngeri)
Kenapa aku tidak bisa bergerak? (menatap
Mak Daliyah penuh penyesalan dan menangis) Mak, ampuni aku! Ampuni
kedurhakaan anakmu ini, Mak. (terus
menangis hingga tak lagi bersuara dan tak bergerak)
Narator : Semuanya telah terlambat bagi
Cantika. Mak Daliyah hanya terdiam. Akhirnya seluruh tubuh Cantika berubah
menjadi batu. Batu jelmaan Cantika itu terus meneteskan air seperti air mata
penyesalan yang menetes dari matanya. Orang-orang yang mengetahui adanya air
yang terus menetes dari batu itu pun menyebutnya “Batu Menangis”.
(diadaptasi dari cerita rakyat Kalimantan)
|
2. Identifikasilah
unsur-unsurnya dengan melengkapi daftar berikut.
a. Tema
drama tersebut adalah ….
b. Alur
yang digunakan dalam drama tersebut adalah ….
c. Tokoh
yang ada dalam drama tersebut adalah ….
d. Watak
tokoh-tokoh tersebut adalah ….
e. Pesan
moral dalam drama tersebut adalah …
f. Drama
tersebut terjadi di ….
g. Drama
tersebut terjadi saat ….
h. Bahasa
yang digunakan dalam dialognya bersifat ….
B. Menginterpretasi Drama
Menginterpretasi
atau menafsirkan isi drama dapat dilakukan dengan menentukan unsur-unsurnya.
Terutama dari tema dan penokohannya, kita dapat menafsirkan suatu drama.
Sebagai contoh, drama tentang Malin Kundang tentu bercerita tentang kedurhakaan
seorang anak kepada ibunya.
Soal
Jawablah
pertanyaan-pertanyaan berikut sesuai dengan drama “Batu Menangis”.
1. Siapakah
Cantika?
2. Siapakah
Mak Daliyah?
3. Bagaimana
karakter Cantika?
4. Bagaimana
karakter Mak Daliyah?
5. Mengapa
Cantika tidak mau mengakui Mak Daliyah sebagai ibunya?
6. Bagaimana
sikap Mak Daliyah ketika Cantika tidak mau mengakui ia sebagai ibunya?
7. Bagaimana
seharusnya sikap Cantika kepada ibunya?
8. Apa
isi doa Mak Daliyah untuk putrinya?
9. Seandainya
kamu menjadi Mak Daliyah, apa yang akan kamu lakukan?
10. Kapankah
peristiwa dalam cerita itu terjadi?
11. Bagaimanakah
urutan persitiwa dalam cerita tersebut?
12. Di
manakah peristiwa tersebut terjadi?
13. Bagaimakah
suasana saat persitiwa dalam cerita tersebut terjadi?
14. Apa
pesan yang dapat kamu peroleh dari cerita tersebut?
15. Apakah
bahasa yang digunakan baku atau bahasa sehari-hari?
Selamat belajar !
Resky
Tidak ada komentar:
Posting Komentar